Jakarta, suaradkj.com - Setiap tanggal 28 Oktober, pemuda di seluruh Indonesia mengenang kembali Sumpah Pemuda sebagai simbol kesatuan dan kebangkitan. Bagi Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (Lidmi), hari peringatan ini memiliki makna yang jauh lebih dalam.
Lidmi hadir dengan visi yang jelas mengembalikan semangat keislaman di tengah pemuda Indonesia melalui dakwah yang konsisten, tajam, dan sarat nilai.
Lidmi memandang Sumpah Pemuda bukan hanya sebagai tonggak sejarah nasionalisme, tetapi juga sebagai momentum bagi kaum muda Muslim untuk memperkuat persatuan dengan landasan iman, membangun bangsa dalam bayang-bayang Islam, dan menyalakan kembali cita-cita besar peradaban Islam yang rahmatan lil 'alamin.
Membangun Identitas Pemuda Muslim di Tengah Globalisasi
Lidmi menyadari bahwa pemuda Muslim di era modern ini menghadapi tantangan besar. Di tengah derasnya arus globalisasi dan sekularisasi, peran dakwah menjadi lebih mendesak.
Islam mengajarkan bahwa setiap Muslim memiliki kewajiban untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
> وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
> "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
> (QS. Ali 'Imran: 104)
Ayat ini menjadi fondasi gerakan Lidmi, mengingatkan bahwa perjuangan pemuda Muslim di masa sekarang memiliki kesamaan dengan pemuda di masa awal Islam, yang berdiri di garda terdepan dalam menyebarkan dakwah.
Para Sahabat Rasulullah yang berusia muda seperti Ali bin Abi Thalib dan Mus’ab bin Umair, telah menginspirasi Lidmi menekankan pentingnya pengorbanan dan integritas dalam dakwah.
Lidmi juga mengajak para pemuda untuk melihat kembali sejarah Islam yang penuh dengan teladan tentang keberanian, kesabaran, dan keteguhan iman.
Kegiatan dan Program Lidmi dalam Membangun Karakter Pemuda Muslim
Lidmi menggelar berbagai kegiatan yang membangun karakter pemuda hingga saat ini, mulai dari :
1. Orasi kebangsaan
2. Kajian dengan dua program utama :
- Lidmi Intellectual Forum, dan
- Lidmi Tadabbur Forum
3. Program Sosial :
- Lidmi Peduli, dan
- Lidmi Berbagi
- Pelatihan yang bertujuan untuk membekali para kader dengan kemampuan yang mendukung dakwah di dunia modern.
Salah satu agenda saat ini adalah Pelatihan Kader dengan sub program Pelatihan Jurnalistik Dasar, yang mengajarkan pemuda terkhusus aktivis dakwah kampus untuk menjadi jurnalisme muslim yang profesional.
Jurnalis Muslim yang dibentuk Lidmi bukan hanya menyampaikan berita, melainkan juga menyisipkan pesan-pesan dakwah yang menggugah kesadaran pembaca.
Pelatihan ini menjadi bagian dari upaya Lidmi dalam menghadapi tantangan media digital yang semakin terbuka dan bebas.
Lidmi mengajarkan para kadernya untuk menulis berita yang sarat nilai, dengan tetap memegang prinsip-prinsip Islami, sebagaimana konsep Worldview Islam yang digagas oleh Prof. Dr. Syed Muhammad Naquib al-Attas. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
> ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
> “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”
> (QS. An-Nahl: 125)
Lidmi memahami bahwa dakwah memerlukan pendekatan yang bijaksana. Dakwah yang dilakukan melalui media massa bukan sekadar menyampaikan kebenaran, melainkan juga memberikan teladan dalam cara penyampaian yang berakhlak, sesuai dengan prinsip hikmah yang diajarkan dalam Islam.
Lidmi meyakini bahwa pemuda Muslim dapat menjadi jembatan yang memperkenalkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat luas melalui jurnalisme yang santun dan beretika.
Mengokohkan Sinergi dengan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP)
Selain kegiatan internal, Lidmi juga memperluas dakwahnya melalui kolaborasi dengan berbagai Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP).
Sinergi ini dimaksudkan untuk menjalin ukhuwah yang kuat dengan OKP lainnya, sehingga tercipta jejaring dakwah yang lebih kokoh dan luas.
Sinergi ini juga menjadi wadah bagi pemuda Muslim untuk memperkuat identitas keislaman mereka di tengah lingkungan sosial yang semakin heterogen.
Orasi yang disampaikan oleh para pimpinan Lidmi dalam kegiatan bersama OKP menggugah para peserta untuk merenungkan kembali esensi Sumpah Pemuda dalam konteks keislaman.
“Pemuda Muslim harus menjadi agen perubahan yang tidak hanya mencintai tanah air, tetapi juga menjaga Islam sebagai identitas utama,” ujar demisioner Ketua Umum Lidmi Pusat.
Peringatan Sumpah Pemuda menurut Lidmi bukanlah seremoni semata, tetapi adalah panggilan bagi pemuda Muslim untuk menjadikan Islam sebagai fondasi dalam membangun bangsa dan negara.
Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
> وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
> "Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu.”
> (QS. Al-Anfal: 46)
Ayat ini mengingatkan bahwa kekuatan pemuda Muslim akan lahir dari persatuan dan ketundukan kepada ajaran Islam.
Lidmi pun melihat sinergi dengan OKP ini sebagai jalan untuk menyatukan visi dan misi pemuda Muslim dari berbagai latar belakang, menjadikan perbedaan sebagai kekuatan yang menguatkan, bukan melemahkan.
Sumpah Pemuda dalam Perspektif Islam: Sebuah Tanggung Jawab Bersama
Lidmi memahami bahwa semangat Sumpah Pemuda yang sejati bukan hanya pernyataan ikrar, tetapi adalah tanggung jawab besar bagi generasi muda.
Islam menekankan pentingnya persatuan, yang tercermin dalam ukhuwah Islamiyah. Lidmi mengajak para pemuda Muslim untuk menjadikan momentum Sumpah Pemuda ini sebagai pengingat bahwa persatuan tidak akan lahir tanpa landasan iman dan takwa.
Peringatan Sumpah Pemuda ini adalah kesempatan untuk memperkuat jati diri, berpegang teguh pada prinsip Islam, dan menghadirkan kebaikan dalam kehidupan bermasyarakat.
Lidmi juga mengingatkan bahwa tugas dakwah ini tidak mudah. Mereka merujuk pada hadis Rasulullah SAW yang mengatakan,
> “Islam dimulai sebagai sesuatu yang asing dan akan kembali menjadi sesuatu yang asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasing.” (HR Muslim)
Dalam konteks ini, Lidmi memandang bahwa dakwah Islam, meskipun sering dipandang asing di tengah arus modernitas, adalah jalan yang harus dijalani oleh pemuda Muslim. Lidmi berharap para kadernya tetap teguh dan bangga dengan identitas keislaman mereka.
Merangkai Masa Depan dengan Dakwah yang Berkesinambungan
Pada akhirnya, Lidmi melihat peringatan Sumpah Pemuda ini sebagai awal dari perjalanan dakwah yang panjang.
Mimpi besar Lidmi adalah membangun sebuah peradaban yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam, menjadikan setiap pemuda Muslim sebagai agen perubahan yang berkontribusi bagi bangsa dan agama.
> إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
> "Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
> (QS. Muhammad: 7)
Ayat ini memberikan keyakinan bahwa setiap usaha dalam menegakkan agama Allah akan berbuah kemenangan, baik di dunia maupun di akhirat.
Lidmi berharap bahwa setiap langkah dakwah yang mereka lakukan akan menjadi benih bagi peradaban yang lebih Islami dan rahmatan lil ‘alamin.
Mereka bertekad untuk menjadi pemuda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual, dan siap untuk mengisi ruang-ruang dakwah di setiap lapisan masyarakat.
Dengan berbagai kegiatan, orasi, pelatihan, dan sinergi bersama OKP lainnya, Lidmi telah menegaskan bahwa Sumpah Pemuda bukan sekadar sejarah, tetapi sebuah panggilan abadi bagi pemuda Muslim Indonesia untuk menegakkan kebenaran dan menumbuhkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya di atas segalanya. (Ahmad Robbani)